Selasa, 17 Juni 2008

meditasi dini hari


Aku Ingin Berada Di dekatmu Sekali Ini Saja
--Meditasi Hati Dini Hari--

Malam merayap dalam sunyi yang berbisik diantara wewangian bunga bakung tersemai dari titik titik gerimis yang tenang. Aku menggenggam dingin menggambar langit dengan garis lamunan yang bias dalam gelap. Namamu tiba tiba menggema senja tadi dari langit jingga yang bersaing dengan temaram lampu kota kota yang mulai menyala satu per satu. Entah kerinduan atau kekecewaan gulirkan kristal kristal bening di sudut mataku serta guncangan kecil di dada. Hadirkan gelisah dan sedikit sakit yang aku sadari mulai terbiasa beberapa hari belakangan ini. Desir angin musim basah bangunkan alam sadarku untuk tidak terus berfikir tentangmu, untuk menghapus semua kenangan demi kenangan yang terkilas sekali sekali, untuk tidak membiarkan rindu yang membiru menyakitkan kehidupan yang sedang tumbuh di bagian tengah tubuhku. Biar semuanya lepas, biar auramu melayang jauh sejauh jauhnya ke angkasa abu abu.
Apa lagi yang perlu di tulis
Jika jiwa telah terkapar mati disini
Goresan tangan cuma gambarkan akal yang sakit
Atau hati yang telah hangus terbakar ego

BEBERAPA PUISI PENDEK YANG TERSIMPAN DI BENAKKU
Pengakuan diri cuma sekedar pelarian
Realita yang terhampar di depan mata sekedar gumam
Diam dan diam kemudian diam
Hingga detik terakhir maut datang dalam kesendirian

Ah, aku lelah
Aku ingin kembali jatuh cinta pada hati yang mencinta
Dan jika sampai di hari akhirku
Aku ingin cinta itu berbinar pada pucat wajahku


Sederhana

Seperti pelangi sehabis hujan senja hari
Saat kerjap mata beningmu
Bicarakan cinta yang terkubur lama sekali
Lama sekali
Adakah degup jantung yang berdetak sia-sia ?
Kala rekah senyum bibirmu tiupkan kenangan di lembah hati
Tiba-tiba saja aku ingin mengetahui seperti apa warna mimpimu ?
Entah kenapa
Mungkin karena kamu telah bersemayam cukup lama dalam dada
Malam memerangkap anganku dalam biru kasihmu
Ah, cuma desiran di dada yang membawa khayal tentangmu
Dalam keterasingan yang membodohkan aku membaca musim
Ada kerinduan yang membingkai keharuman mawar
Maka aku bertanya sunyi
Musim basah berlalu dalam cemasku yang biru
Ada kekosongan disini, di bilik hati sebelah kiri
Kubayangkan memelukmu dari sisa-sisa parfum yang tertinggal dalam sepi
Kesendirian membunuhku diantara jiwa yang tak lagi utuh



Cerita untuk sebuah kesepian tak berujung …